Berpegang Pada Tali Agama Allah

kata9.com-  Berpegang Pada Tali Agama Allah, Semua institusi membutuhkan kekuatan,lalu bagaimana kekuatan sebuah institusi. Ada kekuatan ekonomi, politik, pendidikan, sosial masyarakat, partai dan lain sebagainya. Kalupun seluruh kekuatan itu tidak mampunyai idealisme dan cita-cita perjuangannya umurnya sebentar, apapun namanya baik pondok pesantren ataupun partai politik apa dan sebagainya tunggu saatnya. Tanpa sebuah idealisme yang jelas untuk ”I’lai li kalimatillah” maka tidak akan ada apa-apanya. Sebagaimana komunis yang sedemikian rupa hanya bertahan sekitar 25 tahun saja, bisa jadi demikian pula dengan Amerika yang sedemikian hebatnya, paling bisa bertahan sampai 50 tahun, bisa jadi. Maka beberapa perusahaan yang kelihatan hebat tanpa cacat, profesional, sempurna sistem dan menejemennya, tapi ternyata hancur, karena hutang yang banyak triliunan rupiah dan tidak mampu untuk mambayarnya.

Begitulah , tetapi apabila kita selalu berpegang pada ”لله”  لإعلاء كلمات الله maka meskipun kita berjalan pelan dan banyak kendala, tapi akan ada kelanggengan, kelanggengan dari perjuangan kita. Walaupun itu bisa naik dan turun, tapi itu terus dan pasti. Maka kita memerlukan tajdidu niyyah karena iman itu ”لإيمان إقبالا وأقصار



فإذا أقبلت فعليك بالنوافل فإذا أدبرت فعليك بالواجب  apabila iman kita sedang niak kerjakan yang sunah dan apabila sedang mundur maka kerjakan yang wajib, jangan sampai ditinggal.
Maka iman itu harus deperbaharui setiap hari ”جددنيتكم بقول لآإله إلا الله” perbaikilah iman kalian dengan ”la ilaha illa allah”, dan itu sudah pasti, ditambah lagi dengan shalat  rawatib 12 rakaat, tahajud, dan shalat sunah lainnya serta witir agar kita tetap istiqomah. Apakah istoqomah itu? Istiqomah adalah hati tetap lillah, disinilah kita harus terus berlatih untuk tetap lillah, walaupun sebagai seorang Kyai harus terus berlatih untuk selalu lillah, marah lillah, suka lillah, dan berbuat juga lillah. Disinilah kita terus berlatih, sampai matipun terus berlatih untuk menata hati ini. Karena mengatur hati adalah yang paling sulit dari pada mengatur yang lainnya. Dalamnya laut dapat dicari tetapi dalamnya hati siapa yang mengetahui.

Maka perlu latihan untuk berlatih menata hati, ”ridho nasi goyatun la yudrok”, kerelaan manusia tidak dapat diketahui. Dan setiap manusia itu memiliki kekurangan. Maka niat juga harus kita kembangkan kalau kemarin hanya sekedar melaksanakan kewajiban maka harus dikembangkan dengan benar-benar menjalankan segala perintah Allah secara maksimal. Untuk berdawah, untuk membangun masyarakat, bangsa, negara, dan islam. Maka niat itu betul- betul dikembangkan, kita shalat dan puasa untuk mendidik kita dan mendorong kita untuk berbuat. Sehingga kita bisa menjadi orang yang besar, besar dalam arti besar idealismenya, amalnya, dan manfaatnya.

Begitulah manusia diukur dari segi manfaatnya, kemudian manusia diukur dari barokah. Al Barokatu hual khoiru dain, banyak orang berfikir 2+2= 4, tetapi bukan, karena bisa jadi 2+2=  bisa 6, 7, 5, 9, dan bahkan bisa menjadi 1000 itulah cara pikir yang religi. Ada barokah dan manfaatnya, hanya dengan beberapa patah kata yang diucapkan dengan ikhlas mampu menyentuh orang lain dan mampu merubahnya untuk berbuat baik ataupun  juga hanya dengan memberi sedekah kepada seorang miskin yang dilakukan ikhlas  sehingga menjadi uswatun kasanah sehingga banyak orang mengikuti untuk bersedekah.Satu orang melakukan sedekah dilihat oleh tujuh orang, tujuh orang ini berbuat dan dilihat oleh 10 orang dan dilihat lagi 100 orang sehingga bukan hanya satu nilainya tetapi bisa jadi 100 atau 1000. Pondok yang kita dirikan ini dengan sisitimnya, ternyata ada 215 pondok alumni yang meniru sistim Gontor tanpa harus kita suruh, dan banyak lagi pondok yang ingin dibuat seperti sistim di Gontor. Di sini, Gontor ini bukan hanya satu, dua, tiga tetapi bisa jadi 200,maka kita berfikir secara barokah, rahmat dan manfaat.

Sebentar lagi kita memasuki tahun baru pada bulan Ramadhan, tentunya kita akan kerja keras, kalau kemarin pondok berlari 60 km/jam maka sekarang kita percepat. Dan untuk ini segalanya harus bergerak dan bekerja dengan cepat, jangan ada yang terlambat, guru-guru jangan sampai ada yang terlambat mambuat i’dadnya, maka semuanya dibenahi dan dilengkapi peralatannya dan administrasinya dalam rangka stabilitas.

ADM bagaiman pembagian kartu pembayaran dan kartu dapur, sudah dibagikan.
Sekretaris harus mengatur administrasinya dan pidato-pidato yang telah disampaikan harus di tulis.
Pengasuhan laporan setiap hari dari kontrol yang dilakukan harus diajukan
Dema untuk kegiatan libur tiga hari ini apa yang akan dilakukan, maka untuk kegiatan kedepan, kumpulkan beberapa orang untuk mencari hadist tentang:
1. Tiang Ramadhan itu shalat tarawih dan pulangnya bersama imam serta mendirikan shalat jamaan subuh.
2. Berdoa yang mustajab itu hari jumat sebelum  magrib.
3. Poligami boleh apa tidak
4. Bagaimanakan ayat mutasyabihat dan bagaimana menyelesaikannya
“dan akan di terima tulisan ini setelah idul adha”
Besok seluruh ustad puasa arofah, dan ditulis hadist tentang puasa arofah dan puasa assyuro di letakkan di depan pengasuhan dan yang menulis adalah DEMA. Agar anak-anak mangetahui manfaat dari puasa itu.

Bagaimana seorang tidak ingin naik haji, ketika wukuf di arofah “ma min aya’tika allahu abdan aktsara man fi arofah” , allah tidak mengampuni dosa seorang sebanyak orang di arofah “ma dama fil musryik”, selama ia tidak menyekutukan Allah. Rasulullah juga bersabda bahwa orang yang naik haji ada tiga macam :
Orang kaya yang ingin menguatkan kekayaannya.
Orang alim yang ingin memperkuat kealimannya.
Orang besar yang ingin mamperkuat kedudukannya.
Tapi, bukanya  kesemuanya itu tidak boleh, tatapi jangan sampai pergi haji hanya untuk keinginan dunia.

Subscribe to receive free email updates: