Mewujudkan Sekolah Islam Internasional

kata9.com- Mewujudkan Sekolah Islam Internasional, Sebagaimana disebutkan dalam proposal, penyelenggaraan seminar ini, antara lain, dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap rendahnya mutu pendidikan kita di Indonesia yang ditunjukkan oleh lemahnya kualitas tenaga kerja kita jika dibandingkan dengan negara-negera lain. Untuk mengantisipasi masalah ini didirikanlah beberapa sekolah dengan sertifikai internasional, tetapi dari sekolah internasional yang ada belum ada yang diselenggarakan dengan pendidikan Islam. Untuk itu adanya sekolah Islam dengan standar internasional di negeri ini dipandang sangat penting dan mendesak. Seminar ini, antara lain, diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang positif dan konstruktif untuk mewujudkan keinginan di atas.
Dalam kesempatan ini saya diminta mempresentasikan tentang “Pentingnya Sekolah Islam dengan Standar Internasional di Indonesia”. Tanpa mengurangi penghargaan saya terhadap permintaan penyelenggara, saya ingin mengatakan bahwa membahas masalah pentingnya sekolah Islam Internasional di Indonesia itu ibaratnya kita berbicara mengenai pentingnya mangkonsumsi makanan yang bergizi untuk tubuh kita ini, sesuatu yang tampaknya tidak perlu diperdebatkan lagi. Barangkali yang lebih menarik dibahas adalah bagaimana menyediakan atau memproduksi makanan bergizi itu.
Mewujudkan Sekolah Islam Internasional
Mewujudkan Sekolah Islam Internasional

Di sini saya diundang atas nama Pondok Modern Gontor, Saya tidak tahu dan tidak ingin mengatakan bahwa makanan produk Gontor itu bergizi atau tidak, tetapi saya yakin bahwa keberadaan saya di sini tentu saja tidak terlepas dari institusi yang saya kelola. Karena itu saya menganggap tidak berlebihan kalau dalam kesempatan ini sumbangan pemikiran yang akan saya sampaikan adalah sebagian pengalaman kami memasak makanan a la resep pesantren, khususnya Gontor.

PENDIDIKAN PESANTREN
DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR

Secara umum, pesantren atau pondok bisa didefinisikan sebagai “lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, kyai sebagai sentral figurnya dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya.” Definisi ini menunjukkan bahwa inti dari dunia pesantren adalah pendidikannya. Pendidikan di dunia pesantren yang berlangsung 24 jam dengan sistem asrama semacam itu tentu saja mencakup suatu bidang yang sangat luas, tidak terbatas pada pendidikan intelektual saja, tetapi juga meliputi aspek-aspek spiritual, moral-emosional, sosial, dan termasuk juga aspek pendidikan fisik.
Dalam perjalanannya yang panjang, lembaga pendidikan pesantren telah berkiprah secara signifikan pada setiap zaman yang dilaluinya; baik sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan ajaran-ajaran Islam, sebagai kubu pertahanan Islam, sebagai lembaga perjuangan dan dakwah, maupun sebagai lembaga pemberdayaan dan pengabdian masyarakat. Karena itu, hingga kini, eksistensi pesantren tetap dipertahankan dan bahkan terus dikembangkan agar dapat meningkat kualitas dan kuantitas peran dan kontribusinya bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa, lahir-batin dan dunia-akhirat.
Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), didirikan tahun 1926, adalah salah satu dari sekian banyak pondok yang telah ikut andil dalam pembangunan bangsa ini. Andil Gontor ini terlihat dari peran para alumninya yang tersebar beragam dalam berbagai sektor kehidupan; baik dalam sekala regional, nasional, maupun internasional. Dalam dunia pendidikan misalnya, saat ini tidak kurang dari 150 pondok pesantren besar dan kecil yang telah didirikan dan dikelola oleh alumni PMDG yang tesebar di seluruh Indonesia, dan bahkan di luar negeri.
Tulisan ini berusaha memotret secara singkat mengenai sistem pendidikan pesantren yang diterapkan di Gontor. Pembahasan ini akan akan dilakukan dengan memaparkan hal-hal berikut: 1) ide-ide Trimurti yang menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, 2) alasan mengapa pesantren yang jadi pilihan, 3) lembaga/organisasi penyelenggara langsung maupun tidak langsung dari pendidikan dan pengajaran, 4) kurikulum yang meliputi kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler, 5) penanaman nilai-nilai Pondok, dan terakhir 6) penutup.

1. IDE TRIMURTI
Ide Trimurti adalah nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang mendasari seluruh proses pendidikan dan pengajaran di Gontor. Dalam ide ini terkandung visi, misi, tujuan, orientasi, jiwa, dan falsafah  pendidikan dan pengajaran di Gontor. Ide-ide Trimurti tersebut tertuang dalam:
a. Piagam Penyerahan Wakaf PMDG
Dalam Piagam Penyerahan Wakaf PMG, tahun 1378/1958, disebutkan bahwa Pondok ini diwakafkan dengan syarat-syarat antara lain: 1) bahwa wakaf Pondok Modern sebagai Balai Pendidikan Islam harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan Hukum Agama Islam, menjadi amal jariyah dan tempat beramal; 2) bahwa Pondok Modern harus menjadi sumber ilmu pengetahuan Agama Islam, bahasa al-Qur’an/Arab, ilmu pengetahuan umum, dan berjiwa pondok; 3) bahwa Pondok Modern harus menjadi lembaga yang berkhidmat kepada masyarakat, membentuk karakter/pribadi umat guna kesejahteraan lahir-batin, dunia-akhirat.
b. Anggaran Dasar Badan Wakaf
Senafas dengan piagam di atas, disebutkan dalam Anggaran Dasar Badan Wakaf bahwa  Badan Wakaf dalam usahanya selalu mengutamakan prinsip-prinsip pendidikan dan bertujuan: 1) menjunjung tinggi dan mengenalkan ajaran Agama Islam; 2) membentuk karakter/pribadi umat yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, dan berkhidmat kepada masyarakat; 3) mempersiapkan Warga Negara yang berkepribadian Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Angaran Dasar Yayasan Perguruan Tinggi Darussalam
Sedangkan dalam Anggaran Dasar Yayasan Perguruan  Tinggi Darussalam dinyatakan bahwa tujuan Pendidikan di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) adalah: 1) membentuk sarjana mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas serta taat menjalankan dan menegakkan syari’at Islam; 2) berkhidmat kepada bangsa dan negara; 3) cakap berdiri sendiri dalam memelihara, memperdalam, dan mengembangkan ajaran-ajaran Islam dan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan umat lahir-batin, dunia akhirat. Dengan demikian ISID diharapkan menjadi suatu perguruan tinggi yang dapat menghubungkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni atas landasan agama Islam secara dinamis dan harmonis.
d. Orientasi Pendidikan
Orientasi pendidikan di Gontor adalah kemasyarakatan, kesederhanaan, kaderisasi, dan lebih dari itu adalah ibadah thalabul ilmi.
e. Falsafah dan Moto
Kehidupan di Gontor diwarnai oleh suasana-suasana yang lahir dari falsafah dan moto yang mendasari seluruh gerak dan aktifitas di dalamnya. Falsafah dan moto ditanamkan kepada para santri tidak hanya dengan ceramah-ceramah, tetapi lebih dari itu melalui prakterk keteladanan dari para pengasuh dan guru-guru dalam kehidupan sehari-hari.
         1) Falsafah dan Moto Kelembagaan
a) Pondok Modern Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan.
b) Pondok adalah lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupan.
c) Pondok itu milik umat, bukan milik kyai.
           2) Falsafah dan Moto Kependidikan
a) Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
b) Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama.
c) Hidup sekali, hiduplah yang berarti.
d) Berjasalah tetapi jangan minta jasa.
e) Sebesar keinsafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu.
f) Mau dipimpin dan siap memimpin, patah tumbuh hilang berganti.
g) Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja.
h) Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami santri sehari-hari harus mengandung unsur pendidikan.
i) Seluruh mata pelajaran harus mengandung pendidikan akhlak.
j) In uridu illa al-ishlah.
k) Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat untuk sesamanya.
l) Pendidikan itu by doing, bukan by lip.
m) Perjuangan itu memerlukan pengorbanan: bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane.
n) I’malu fauqa ma ‘amilu.
o) Hanya orang penting yang tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangan.
p) Sederhana tidak berarti miskin.
q) Jadilah orang yang kaya iman, kaya ilmu, kaya budi, kaya jasa; biarpun miskin/kurang harta, asal jangan miskin budi, miskin jasa, miskin hati; syukur jika kaya harta pula.
       3) Falsafah dan Moto Pembelajaran
a) Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri.
b) Pondok memberi kail, tidak memberi ikan.
c) Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian.
d) Ilmu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu untuk amal dan ibadah.
e) Pelajaran di Pondok: agama 100% dan umum 100%.
f.  Panca Jiwa Pondok
Nilai-nilai dasar yang ditanamkan para pendiri Pondok ini juga tertuang dalam   Panca Jiwa Pondok Pesantren, yaitu: keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwwah diniyyah, dan kebebasan.

2. MENGAPA SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN?
Untuk mewujudkan ide-idenya tersebut para pendiri Gontor memilih menghidupkan kembali Pondok Gontor yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang mereka. Pondok Gontor yang mereka hidupkan kembali tahun 1926 ini dibangun di atas warisan dan tradisi luhur pesantren yang diintegrasikan dengan sistem dan metode pendidikan modern. Idealisme, jiwa, dan falasafah hidup berikut sistem asramanya tetap mengacu kepada khazanah dunia pesantren, tetapi penyelenggaraannya dilakukan secara efektif dan efisien yang menjadi kekhasan sistem pendidikan modern.
Lebih lanjut, alasan mengapa sistem pendidikan pesantren menjadi pilihan untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut,  antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pesantren adalah sistem pendidikan berasrama di mana tri pusat pendidikan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Sekolah, keluarga, dan masyarakat berada dalam satu lingkungan sehingga lebih memungkinkan penciptaan suasan yang kondusif, yang terkait dengan peran ketiga pusat pendidikan tersebut, dalam mencapai tujuan pendidikan.
b. Pesantren adalah sebuah masyarakat mini yang terdiri dari santri, guru, dan pengasuh/kyai. Ini adalah sebuah masyarakat kecil (a mini society) yang sesungguhnya. Dalam tradisi pesantren  para santri  merupakan subjek dari proses pendidikan, mereka mengatur kehidupan mereka sendiri (self government) melalui berbagai aktifitas, kreatifitas,  dan interaksi sosial yang sangat penting artinya bagi pendidikan mereka.
c. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang berasal dari, dikelola oleh, dan berkiprah untuk masyarakat, sehingga paradigma pendidikan yang berorientasi pada Community Based Education (CBE) bagi dunia pesantren sudah bukan lagi wacana.
d. Orientasi pendidikan pesantren adalah kemasyarakatan. Lingkungan pesantren diciptakan untuk mendidik santri agar dapat menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bermanfaat. Pendidikan ini menjadikan alumni pesantren tidak canggung untuk terjun dan berjuang ke masyarakat, sehingga, dalam bidang pekerjaan misalnya, dapat dikatakan tidak ada istilah nganggur (nunggu pekerjaan) bagi tamatan pesantren.
e. Pesantren lebih mementingkan pendidikan daripada pengajaran. Pendidikan pesantren lebih mengutamakan pembentukan mental karakter yang didasarkan pada jiwa, falsafah hidup, dan nilai-nilai pesantren. Adapun pengetahuan yang diajarkan adalah sebagai tambahan dan kelengkapan.
f. Hubungan antara anggota masyarakat pesantren berlangsung dalam suasana ukhuwwah Islamiyyah yang bersumber pada tauhid dan prinsip-prinsip akhlak karimah. Suasana ini tertanam dalam jiwa santri dan menjadi bekal berharga untuk kehidupan di luar masyarakat pesantren.
g. Pendidikan pesantren didasarkan pada prinsip-prinsip keikhlasan, kejuangan, pengorbanan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan, dan kebebasan berpikir, sehingga bagi pesantren tidak ada masalah apapun dengan paradigma School Based Management (SBM).
h. Dalam masyarakat pesantren, kyai atau pimpinan pesantren selain berfungsi sebagai central figure juga menjadi moral force bagi para santri dan seluruh penghuni pesantren. Hal ini adalah suatu kondisi yang mesti bagi dunia pendidikan, tetapi kenyataannya jarang didapati dalam sistem pendidikan selain pesantren.

3. ORGANISASI
Seluruh organisasi di Gontor didirikan untuk memperlancar dan menjamin keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di dalamnya, ada yang memerankan fungsi ini secara langsung dan ada yang tidak langsung. Berikut akan dijelaskan secara singkat, terutama, organisasi yang terkait langsung dengan pendidikan dan pengajaran.


    a. Badan Wakaf
Lembaga tertinggi dalam organisasi Balai Pendidikan Pondok Modern Gontor ialah Badan Wakaf, sebuah badan legislatif yang bertanggungjawab secara menyeluruh atas pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern. Untuk tugas dan kewajiban keseharian dari lembaga ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok.
Pimpinan Pondok Modern Gontor merupakan sebuah badan eksekutif (setelah wafatnya para pendiri Pondok) yang dipilih oleh Badan Wakaf setiap 5 tahun sekali. Dengan demikian Pimpinan Pondok adalah mandataris Badan Wakaf yang memimpin seluruh lembaga di Gontor dan bertanggungjawab kepada Badan Wakaf Pondok Modern Gontor.

     b. Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI)
Kulliyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyah (KMI) didirikan tanggal 19 Desember 1936, sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan pengajaran tingkat menengah.
       1) Kurikulum
Mengenai kurikulum KMI akan dibahas dalam bagian tersendiri.
         2) Bahasa yang Digunakan
Bahasa pengajaran menggunakan bahasa Arab untuk bidang studi bahasa Arab dan Dirasah Islamiyah, bahasa Inggris untuk bidang studi bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia untuk bidang studi IPA, IPS, dan kewarganegaraan.
         3) Tenaga Pengajar
Guru-guru yang mengajar di KMI adalah tamatan dari KMI sendiri dan alumni berbagai perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri yang memegang gelar S1, S2, dan S3.
          4) Siswa
Siswa KMI memiliki latarbelakang pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi dan berasal dari seluruh pelosok Nusantara serta  dari manca negara, seperti Malaysia, Thailand, Saudi Arabia, Australia, Singapura, dan pernah ada juga siswa yang berasal dari Suriname, Somalia, Jepang, dan Belanda.

    c. Institut Studi Islam Darussalam (ISID)
Institut Studi Islam Darussalam (ISID) berdiri tanggal 1 Ramadan 1383 / 17 Nopember 1963, sebagai rintisan awal menuju terwujudnya cita-cita Universitas Islam Darussalam yang menjadi pusat pendidikan Islam yang bermutu dan berarti. Saat ini ISID baru mempunyai 3 Fakultas : Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pengajaran Bahasa Arab, Ushuluddin dengan jurusan Perbandingan Agama dan Aqidah Filsafat, dan Syari’ah dengan  jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum dan jurusan Ekonomi Islam.
    d. Pengasuhan Santri
Pengasuhan santri adalah lembaga yang mendidik dan membina langsung seluruh kegiatan ekstra-kurikuler santri tingkat menengah (KMI) dan santri tingkat perguruan tinggi (ISID). Kegiatan santri di tingkat menengah mencakup kegiatan-kegiatan yang diselengarakan oleh Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Organisasi Kepramukaan, sedangkan kegiatan santri tingkat perguruan tinggi (mahasiswa) adalah kegiatan yang dikelola oleh Dewan Mahasiswa. Selain itu beberapa kegiatan pengajaran di tingkat KMI juga ditangani oleh Pengasuhan santri, dan begitu pula sebaliknya. Semua itu merupakan integrasi pendidikan dan pengajaran di Gontor.
       1) Kegiatan Santri
a) Kegiatan Berorganisasi
Kegiatan berorganisasi ini merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan santri sehari-hari, sebab berorganisasi di Pondok ini berarti pendidikan untuk mengurus diri sendiri dan tentu saja orang lain. Seluruh kehidupan santri selama berada di dalam Pondok diatur oleh mereka sendiri dengan dibimbing oleh santri-santri senior atau guru-guru. Kegiatan-kegiatan ini selalu didasari oleh nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang ditanamkan dalam kehidupan santri di pesantren di bawah bimbingan dan pimpinan kyai. Di tingkat santri menengah terdapat dua organisasi, yaitu:
(1) Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM)
Pelaksana OPPM adalah santri-santri kelas akhir yang terpilih secara demokratis. Pemilihan Ketua dan Pengurus Organisasi ini diadakan setahun sekali. Pada setiap bulan Ramadan atau sebelum memasuki tahun ajaran baru mereka mengadakan Musyawarah Kerja  untuk merancang Program Kerja selama satu periode masa bakti. Pada setiap akhir masa jabatan, pengurus Organisasi ini melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan  selama setahun di depan seluruh santri dan guru-guru serta pimpinan-pimpinan lembaga dan Pimpinan Pondok. Seusai laporan pertanggungjawaban diadakan serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus baru terpilih.
Kegiatan- kegiatan santri di dalam Pondok diurus oleh 20 bagian dalam OPPM. Bagian-bagian tersebut terdiri dari pengurus harian: ketua, sekretaris, bendahara, dan keamanan, dan 16 bagian yang lain, yaitu: Bagian Pengajaran, Bagian Penerangan, Bagian Kesehatan, Bagian Olahraga, Bagian Kesenian, Bagian Kesenian, Bagian Perpustakaan, Bagian Koperasi Pelajar, Bagian Penerimaan Tamu, Bagian Koperasi Dapur, Bagian Warung Pelajar, Bagian Penggerak Bahasa, Bagian Penatu, Bagian Fotografi, dan Bagian Bersih Lingkungan.
           (2) Kegiatan Kepramukaan
Gerakan Pramuka di Pondok Modern Gontor dianggap sangat penting sebagai sarana pendidikan yang dapat membentuk kepribadian, mental, dan akhlak mulia  untuk bekal para santri dalam hidup bermasyarakat. Karena itu, seluruh santri Pondok Modern adalah anggota Pramuka. Kegiatan kepramukaan ini ditangani oleh organisasi yang disebut Koordinator Gugusdepan 15089 Pondok Modern.
Bagian-bagian dalam Koordinator Gerakan Pramuka Pondok Modern ini terdiri dari: Ketua, Andalan Koordinator Urusan Kesekretariatan, Andalan Koordinator Urusan Keuangan, Andalan Koordinator Urusan Latihan, Andalan Koordinator Urusan Perpustakaan, Andalan Koordinator Urusan Kedai Pramuka, Andalan Koordinator Urusan Perlengakapan. Kemudian ada Gugusdepan, terdiri dari 9 satuan pramuka.
       2) Kegiatan Mahasiswa (Dewan Mahasiswa)
Dewan Mahasiswa bertanggungjawab menganani segala kegiatan mahasiswa ISID. Kepengurusan Dewan Mahasiswa dipilih melalui  pemungutan suara. Pengurus DEMA terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Departemen Riset dan Diskusi, Departemen Kesenian, Departemen Olahraga, Departemen Komunikasi, Departemen Koperasi, dan Departemen Kerohanian.

Beberapa organisasi lain di Pondok memiliki kaitan tidak langsung dengan proses pendidikan dan pengajaran. Organisasi-organisasi tersebut adalah (a) Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) yang menangani alumni atau eks-santri yang tersebar di seluruh Indonesia dan di luar negeri, (b) Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM) yang bertugas menyandang dana untuk memenuhi sarana dan prasarana serta berbagai kebutuhan lain demi berlangsungnya proses pendidikan dan pengajaran di Pondok, (c) Bagian Pembangunan Pondok yang  bertanggungjawab membangun dan memelihara prasarana pendidikan berupa gedung-gedung sekolah, asrama, balai olah raga, perkantoran, dll., (d) Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) La Tansa yang mengupayakan usaha-usaha untuk mencukupi segala kebutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran melalui pendirian berbagai unit usaha yang tergabung dalam Koperasi Pondok Pesantren ini (saat ini terdapat 20 unit usaha yang tergabung dalam Kopontren La Tansa),  dan (e) Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM) yang  menangani pelayanan kesehatan untuk santri dan masyarakat, juga melayani rawat nginap dan BKIA.

4. KURIKULUM
Kurikulum merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Berikut ini akan dibicarakan beberapa  saja dari komponen kurikulum yang dimaksud sebagaimana yang diamalkan di PMDG.
Di Gontor, dan di dunia pesantren pada umumnya, karena sistemnya yang integrated,  agaknya cukup sulit memisahkan sama sekali antara kurikululm intra dan ekstra, terkadang keduanya bisa menjadi sifat dari satu kegiatan yang sama, sehingga dia bisa disebut dengan keduanya. Karena itu pembagian ini hanyalah untuk memudahkan penyajiannya. Bahasan ini tidak akan menyinggung kurikulum pendidikan tinggi Institut Studi Islam Darussalam (ISID), hanya terbatas pada jenjang pendidikan menengah Kulliyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyah (KMI).
Karena PMDG mandiri dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, kurikulumnya pun disusun secara mandiri disesuaikan dengan program Pondok secara keseluruhan. Materi ketrampilan, kesenian, dan olahraga tidak dimasukkan dalam kurikulum, melainkan menjadi aktivitas ekstra-kurikuler, agar para santri dapat lebih bebas memilih serta mengembangkan diri sesuai dengan bakat mereka.
a. Intra-Kurikuler
Sebelum membahas komponen-komponen tertentu dari kukrikulum, perlu dijelaskan lebih dulu mengenai program belajar dan jam belajar di KMI.
1) Program
Terdapat 2 macam program yang ditempuh siswa di KMI: program reguler dan program intensif. Program reguler untuk lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtida’iyah, dengan masa belajar 6 tahun. Sedangkan program intensif untuk lulusan SMP atau MTs dan di atasnya, dengan masa belajar 4 tahun, dengan urutan kelas 1-3-5-6.
2) Jam Belajar
Jam belajar santri di KMI berlangsung dari jam 07.00WIB-12.50 WIB, dengan waktu istirahat 2 kali: pertama jam 08.30-09.00 dan kedua jam 11.15-11.30. Waktu belajar tersebut dibagi menjadi 7 jam pelajaran, masing-masing mendapat alokasi waktu 45 menit, kecuali mata pelajaran pada jam ke-7 yang hanya diberi alokasi waktu 35 menit.
         3) Tujuan
Tujuan institusional umum dari kurikulum di KMI PMDG adalah mencetak santri yang mukmin muslim, taat menjalankan dan menegakkan syari’at Islam, berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada bangsa dan negara.
         4) Isi
Kurikulum yang diterapkan di KMI bersifat akademik. Kurikulum tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bidang studi sebagai berikut:
a) Bahasa Arab (Semua disampaikan dalam Bahasa Arab): al-Imla’, al-Insya’, Tamrin al-Lughah, al-Muthala’ah, al-Nahwu, al-Sharf, al-Balaghah, Tarikh al-Adab, dan al-Khat al-`Arabi.
b) Dirasah Islamiyah/Islamic studies  (kelas II ke atas, seluruh materi ini menggunakan B. Arab): al-Qur’an, al-Tajwid, al-Tauhid, al-Tafsir, al-Hadis, Mushthalah al-Hadis, al-Fiqh, Ushul al-Fiqh, al-Fara’idl, al-Din al-Islami, Muqaranat al-Adyan, Tarikh al-Islam, al-Mantiq, dan al-Tarjamah (Arab-Indonesia)
c) Keguruan: al-Tarbiyah wa al-Ta’lim (dengan B. Arab) dan Psikologi Pendidikan (dengan B. Indonesia)
d) Bahasa Inggris (dengan B. Inggris): Reading and Comprehension, Grammar, Composition, dan Dictation,
e) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, dan Biologi.
f) Ilmu Pengetahuan Sosial: Sejarah Nasional dan Internasional, Geografi, Sosiologi, dan Psikologi Umum
g) Keindonesiaan/Kewarganegaraan: Bahasa Indonesia dan Tata Negara
Komposisi kurikulum semacam di atas ditetapkan untuk tujuan tertentu. Pengetahuan Bahasa Arab dimaksudkan untuk membekali santri dengan kemampuan berbahasa Arab yang menjadi kunci untuk memahami sumber-sumber Islam dan khazanah pemikiran Islam. Sedangkan B. Inggris digunakan untuk media komunikasi modern dan mempelajari pengetahuan umum, bahkan juga pengetahuan agama, karena saat ini tidak sedikit karya-karya di bidang studi Islam ditulis dalam B. Inggris.
Dalam kurikulum ini terlihat keseimbangan pengetahuan agama dan umum. Secara lebih mendasar tujuan pengajaran kedua macam ilmu tersebut adalah untuk membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu untuk menuju kesempurnaan menjadi ‘abid dan khalifah.
Pelajaran-pelajaran yang diberikan selalu merujuk kepada tujuan umum pendidikan dan pengajaran di Pondok dan mesti mengandung nilai-nilai yang hendak ditanamkan oleh Pondok ke dalam diri santri. Misalnya ada pelajaran yang, di samping memberikan materi pengetahuan ia juga, dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran sebagaimana yang tercantum dalam ide Trimurti.
     5) Kegiatan KMI
Kegiatan yang dimaksudkan di sini tidak melulu bersifat intra-kurikuler, tetapi juga meliputi beberapa kegiatan ekstra. Kegiatan KMI ini terdiri dari kegiatan harian, mingguan, tengah tahunan, dan tahunan.
   a) Kegiatan Harian meliputi:
(1) Supervisi proses pengajaran.
(2) Pengecekan persiapan mengajar.
(3) Pengawasan disiplin masuk kelas.
(4) Pengontrolan kelas dan asrama saat pelajaran berlangsung.
(5) Penyelenggaraan belajar malam (muwajjah) bersama wali kelas, berlangsung dari jam 20.00-21.45.
    b)  Kegiatan Mingguan
(1) Pertemuan guru KMI setiap Kamis (Kemisan) yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar selama seminggu. Forum ini juga digunakan oleh Pimpinan Pondok untuk memberikan pengarahan dan menyampaikan program-program dan masalah-masalah Pondok secara keseluruhan.
(2) Pertemuan ketua-ketua kelas (Jum’at malam).
a) Kegiatan Tengah Tahunan
Program utama tengah tahunan di KMI adalah ujian semester I dan II.
b) Kegiatan Tahunan
(1) Fath al-Kutub: Kegiatan ini adalah latihan membaca kitab-kitab berbahasa Arab (terutama kitab klasik) untuk kelas V dan VI. Santri diberi tugas untuk membahas persoalan-persoalan tertentu dalam akidah, fiqih, hadis, tafsir, tasawwuf, dll., serta kemudian membuat dan menyerahkan laporan tertulis mengenai hasil kajiannya kepada guru pembimbing untuk dievaluasi. Kegiatan ini berlangsung seminggu.
(2) Fath al-Mu’jam:  latihan dan ujian membuka kamus berbahasa Arab untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan berbahasa Arab santri, terutama dalam mencari akar dan makna kosa kata.
(3) Manasik al-Haj: latihan ibadah haji bagi siswa baru, berlokasi di lingkungan kampus, di bawah bimbingan guru ahli.
(4) Amaliyat al-Tadris, yakni praktek mengajar untuk siswa kelas 6.
(5) Al-Rihlah al-Iqtishadiyah (economic study tour): orientasi tentang dan kunjungan ke dunia usaha dan kewiraswastaan, untuk menanamkan jiwa kemandirian dan kewiraswastaan kepada para santri.
(6) Penulisan karya ilmiah mengenai berbagai persoalan keagamaan dan kemasyarakatan dalam bahasa Arab.
 (7) Pembekalan wawasan mengenai berbagai persoalan untuk santri kelas 6 menjelang tamat belajar di KMI, yang meliputi:
(a) Orientasi tentang: dunia pers dan jurnalistik, belajar di perguruan tinggi, wawasan pengembangan kemasyarakatan, kepondokmodernan, perpustakaan, studi islam, dan dakwah.
(b) Ceramah dan dialog mengenai gerakan-gerakan Islam kontemporer di Indonesia.
(c) Penataran untuk mengajar TPA/Q.
b. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ini ditangani oleh Pengasuhan Santri dan pelaksananya adalah para santri sendiri melaui Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Gerakan Pramuka, sebagai bagian dari kegiatan pendidikan yang sangat penting. Di sini hanya akan diuraikan mengenai jadwal kegiatan santri: harian, mingguan, tengah tahunan, dan tahunan (lihat lampiran).

5. PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK
Di Gontor pendidikan lebih banyak ditanamkan dan ditularkan secara tidak formal; tidak sekadar dengan ceramah, pengarahan, penataran, diskusi,  pengajian, dan sejenisnya. Justru penularannya lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, dan pengkondisian atau penciptaan lingkungan إيجاد البيئة) ) yang kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan. Penciptaan lingkungan semacam ini sangat dimungkinkan di dalam Pondok karena santri dan guru bertempat tinggal dalam satu kampus. Selain beberapa guru senior dan guru-guru yunior yang mengurusi unit-unit usaha Pondok, seluruh guru tinggal di lingkungan asrama. Santri-santri yunior belajar mengenai kehidupan Pondok dari santri-santri senior, santri-santri senior belajar dari santri-santri yang lebih senior, dan begitu seterusnya. Pola kehidupan di Pondok itu diwariskan dan ditularkan dari satu generasi santri ke generasi berikutnya secara berkelanjutan.
Berikut ini dipaparkan beberapa contoh penanaman Panca Jiwa pondok pesantren dengan menggunakan pendekatan tidak formal sebagaimana yang dijelaskan di atas.
a. Keikhlasan
Keikhlasan adalah pangkal dari segala jiwa Pondok dan kunci dari diterimanya amal di sisi Allah SWT. Segala sesuatu dilakukan dengan niat semata-mata ibadah, lillah, ikhlash hanya untuk Allah SWT. Di Pondok diciptakan suasana di mana semua tindakan didasarkan pada keikhlasan. Ikhlas dalam bergaul, ikhlas dalam nasehat-menasehati, ikhlas dalam memimpin, ikhlas dipimpin, ikhlas mendidik, ikhlas didik, ikhlas mendisiplin, ikhlas didisiplin. Ada suasana keikhlasan antara sesama santri, antara santri dengan guru, antara santri dengan kyai, antara guru dengan guru, dst.
Pendidikan keikhlasan diwujudkan melalui keteladanan para pendiri Pondok dengan mewakafkan Pondok seluruhnya, kecuali rumah pribadi kyai yang ditinggalinya. Pewakafan ini terjadi tahun 1958. Sejak saat itu Pondok telah berubah status menjadi milik institusi, bukan milik pribadi. Dengan pewakafan itu seluruh keturunan para pendiri tidak berhak lagi atas harta wakaf tersebut. Hal ini memungkinkan Pondok dipimpin orang yang bukan keturunan kyai.  K.H. Imam Zarkasyi, sebagai salah seorang wakif, dalam berbagai kesempatan senantiasa berpesan bahwa semua saja harus benar-benar memahami pewakafan ini, terutama anak-anak para wakif sendiri: anak cucunya, anak cucu Pak Sahal, anak cucu Pak Fannani. Beliau kemudian berkata:
Kalau seandainya anak saya nanti tidak atau kurang mengakui lepas tanggalnya hak-hak milik ini, sehingga merasa punya dan tetap akan menguasai karena keturunannya ini, berarti tidak mengesahkan wakaf ayahnya, atau membatalkan amal jariyah ayahnya. Kepada anak-anak saya, anak Timurti kami nasehatkan, untuk tidak bertindak atau merasa demikian, karena itu berarti tidak mengesahkan wakaf orang tuanya. Kasihanilah orang tuamu.

Contoh lain dari penanaman jiwa keikhlasan yang sederhana, dalam mendidik santri, kyai ikhlas tidak dibayar. Bahkan sampai sekarang di Gontor tidak ada sistem gaji kepada guru. Istilah yang digunakan ialah “kesejahteraan keluarga”. Jumlah jam mengajar tidak terkait dengan tingkat “kesejahteraan” yang diterima. “Kesejahteraan” guru tersebut  tidak diambilkan dari iuran santri, melainkan dari unit-unit usaha milik Pondok yang dikelola sendiri oleh para guru.
     b. Kesederhanaan
Pendidikan kesederhanaan yang diajarkan antara lain kesederhanaan dalam berpakaian, potongan rambut, makan, tidur, berbicara, bersikap, dan bahkan berpikir. Contoh kesederhanaan ini dapat dilihat dengan mudah dari kehidupan pribadi kyai; baik rumah, cara berpakaian, pola makan, bertingkah laku, dan sikap hidup kyai. Dengan begitu, kyai mempunyai alasan kuat untuk mendidik santri hidup sederhana. Pola hidup sederhana ini menjadikan suasana hidup di Gontor tergolong egaliter, tidak ada kemenonjolan moteri yang ditunjukkan oleh santri. Sehingga tidak terlihat perbedan antara santri yang kaya dan miskin. Hal ini juga membuat santri yang kurang mampu tidak minder dan santri yang kaya tidak sombong.
    c. Berdikari
Di antara ciri utama pendidikan pesantren pada umumnya adalah kemandirian. Maksudnya, bukan sekadar masing-masing santri mampu mengurus diri sendiri, tetapi juga pondok itu sendiri mandiri. Hal ini diajarkan dengan tetap menjaga kemandirian Gontor. Pondok tidak menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pihak manapun, tidak pemerintah dan tidak pula swasta. Pondok tidak berafiliasi ke organisasi tertentu; politik, masa, golongan, atau organisasi apapun.
 Demikian pula dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran secara rutin, Pondok tetap mandiri, tidak memiliki pegawai. Santri dididik untuk mengurus segala keperluannya secara mandiri; mengurus mini toserba, kantin, fastfood, dapur, keuangan, kesekretarian, asrama, disiplin, olahraga, kursus-kursus, dll., semuanya dilakukan sendiri oleh santri. Kebersihan kampus juga menjadi tanggungjawab santri sendiri; setiap hari ada piket dari santri yang membersihkan kamar, asrama, depan asrama, kelas, masjid, aula, kantor-kantor, dst. Untuk pendidikan kemandirian, seringkali kalau ada pembangunan gedung baru, santri dilibatkan untuk ikut mengecor secara bergantian. Poinnya di sini tidak sekadara pada nilai ekonomis biaya pembangunan, tetapi penanaman jiwa kemandirian.
    d. Ukhuwwah Diniyyah
Penanaman jiwa ukhuwwah ini dirangkai dengan nilai-nilai lain yang diperjuangkan Pondok yaitu berdiri di atas dan untuk semua golongan, tidak berpartai, dan santri perekat umat. Pendidikan dan pengajaran di Gontor sama sekali tidak ada kaitannya dengan golongan, ormas atau partai tertentu. Kyai, ketua-ketua lembaga, para guru tidak menjadi anggota golongan, ormas, dan atau partai tertentu. Jiwa ukhuwwah ditanamkan dalam kebersamaan dan tolong-menolong mengurusi organisasi, bermain bersama di klub olahraga, menjadi piket malam bersama, menjadi anggota kelompok latihan pidato yang sama, latihan pramuka bersama, main drama bersama, dst.
Menarik untuk dicatat, banyak santri yang telah menyelesaikan pendidikannya di PMDG menjadi pengurus ormas, partai, gerakan pemuda yang berafiliasi pada paratai atau ormas, dll. Sebagai contoh alumni yang berkiprah di bidang ini di tingkat Nasional antara lain: K.H. Hasyim Muzadi menjadi Ketua Umum PBNU (dulu ormas ini juga pernah dipimpin alumni Gontor selama 25 tahun, yaitu K.H. Idham Khalid), Dr. Din Syamsuddin menjadi salah seorang ketua PP. Muhammadiyah, Dr. M. Amin Abdullah menjadi Ketua Majlis Tarjih PP. Muhammadiyah, Drs. Habib Chirzin dan Dr. Din Syamsuddin pernah memimpin oraganisasi Pemuda Muhammadiyah, Dr. M. Hidayat Nur Wahid menjadi Presiden Partai Keadilan.    
d. Jiwa Bebas
Jiwa ini terkait dengan kemandirian, karena dengan memiliki jiwa mandiri seseorang dapat bebas menentukan pilihannya. Jiwa ini diajarkan misalnya dengan contoh kebebasan Pondok dalam menentukan kurikulum, kalender, dan program akademik. Pada masa Orde Baru, jiwa bebas Pondok benar-benar diuji dalam kaitannya dengan kebijakan-kebijakan Pemerintah tentang pendidikan yang sentralistik. Konsekuesnsi dari mempertahankan kebebasan ini, dalam waktu cukup lama Pondok Gontor diperlakukan secara diskriminatif oleh Pemerintah. Tetapi kondisi tersebut, saat ini telah mulai berubah.
Jiwa bebas ini mengajarkan kepada santri untuk bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup.

C. PENUTUP
Demikianlah pemaparan sebagian potret dari pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Pendidikan dan Pengajaran di Gontor dipahami sebagai upaya pembudayaan manusia melalui proses pembentukan  dan transformasi intelektual, moral, dan spiritual santri dalam sebuah masyarakat kecil pesantren untuk kemudian diwujudkan dalam kehidupan umat yang lebih luas.
Menurut ijtihad Gontor, cara paling efektif dan efisien untuk mewujudkan proses transformasi ini adalah melalui keteladanan ( قدوة حسنة atau   أسوة حسنة). Keteladanan dalam keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwwah, kejujuran, kebebasan, kesungguhan, disiplin, kepemimpinan, pengorbanan, dll., yang dimulai dari kyai, guru, dan pengurus  yang seterusnya ditularkan kepada para santri yang hidup dalam lingkungan Pondok. Dari sini akan tercipta dan diciptakan lingkungan yang kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Karena itu lingkungan Gontor dikondisikan agar benar-benar menjadi lingkungan pendidikan. Sehingga “segala gerak-gerik kita dan perbuatan kita, bukan asal berbuat, asal berdiri, asal berjalan, asal maju, bukan.” Semua itu diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebab “segala yang dilihat, didengarkan, dirasakan, dan dialami olehsantri  adalah untuk pendidikan.”
Di sini terlihat bahwa Gontor lebih mementingkan pendidikan daripada pengajaran, lebih mementingkan mental skill daripada job skill, dan lebih mementingkan metode daripada materi. Untuk yang terakhir ini biasanya masih diteruskan, yakni lebih mengutamakan guru daripada metode, sedangkan dari guru yang lebih dipentingkan adalah ruhnya.
Terima kasih, mohon maaf, dan semoga bermanfaat.
Wallahu a`lam bi al-shawab.

Gontor, 8 April 2002


Lampiran kegiatan santri:
        1.  Harian
NO JAM KEGIATAN
1 O4.00-05.30 1. Bangun tidur
2. Salat Subuh berjam’ah.
3. Penambahan kosa kata (Arab atau Inggris)
4. Membaca al-Qur’an
2 05.30-06.00 1. Olahraga
2. Mandi
3. Kursus-kursus bahasa, kesenian, ketrampilan, dll.
3 06.00-06.45 1. Makan pagi
2. Persiapan masuk kelas
4 07.00-12.50 Masuk kelas pagi
5 12.50-13.00 Keluar kelas
6 13.00-14.00 1. Salat Zhuhur berjama’ah
2. Makan siang
7 14.00-15.00 Masuk kelas sore.
8 15.00-15.45 1. Salat `Ashar berjama’ah
2. Membaca al-Qur’an
9 15.45-16.45 Aktivitas bebas
10 16.45-17.15 Mandi dan persiapan ke Masjid untuk jama’ah Maghrib
11 17.15-18.30 1. Salat Maghrib berjama’ah
2. Membaca al-Qur’an
12 18.30-19.30 Makan malam
13 19.30-20.00 Salat `Isya’ berjama’ah
14 20.00-22.00 Belajar malam.
15 22.00-04.00 Istirahat dan tidur

         2. Mingguan
     
NO HARI KEGIATAN
1 Sabtu Tidak ada perubahan dari jadwal harian
2 Ahad Pagi hari seperti jadwal harian, malam hari, setelah Jama’ah `Isya’ ada latihan pidato (muhadharah) dalam Bahasa Inggris untuk kelas I-IV, kelas V acara diskusi, dan kelas VI menjadi pembimbing untuk kelompok-kelompok latihan pidato.
3 Senin Tidak terdapat perubahan dari jadwal harian
4 Selasa Pagi hari, sesetelah jama’ah subuh, latihan percakapan bahasa Arab/Inggris, dilanjutkan lari pagi wajib untuk para santri.
5 Rabu Tidak ada perubahan dari jadwal harian
6 Kamis Dua jam terakhir pelajaran pagi digunakan untuk latihan pidato dalam bahasa Arab. Siang, jam 13.45-16.00, dipakai latihan Pramuka. Malam hari, jam 20.00-21.30 ada latihan pidato dalam bahasa Indonesia.
7 Jum’at Pagi hari ada kegiatan percakapan dalam bahasa Arab/Inggris dan dilanjutkan dengan lari pagi wajib untuk para santri. Setelah lari pagi diadakan kerjabhakti membersihkan lingkungan kampus. Selanjutnya acara bebas.
       
3. Tahunan
Di antara acara  tahunan yang sangat penting adalah penyelenggaraan Pekan Perkenalan Khutbatul `Arsy, yang bertujuan mengenalkan kepada santri kehidupan di PMDG secara menyeluruh. Acara-acara yang diadakan pada Pekan Perkenalan ini antara lain:
a) Pekan olahraga dan seni, meliputi: atletik, sepak bola, bola basket, voly, bulutangkis, tenis meja, dan sepak takraw; sedangkan lomba seni meliputi: baca puisi, seni suara, menulis cerpen, kaligrafi, volk song, dan beladiri.
b) Jambore dan Raimuna, yang dihadiri oleh pondok-pondok cabang Gontor      dan pondok-pondok yang dikelola alumni Gontor, diadakan di lapangan Pondok, selama 3 hari.
c) Lomba-lomba antar asrama: cerdas tangkas, MTQ, senam, baris-berbaris, dll.
d) Apel Tahunan.
Apel ini wajib diikuti oleh seluruh santri dan guru. Acara ini diawali dengan upacara, bertindak sebagai inspektur upacara adalah Pimpinan Pondok. Dalam amanatnya biasanya Piminan Pondok mengevaluasi program-program Pondok secara keseluruhan, menerangkan situasi dan posisi Pondok dalam percaturan lokal, nasional, dan internasional, menjelaskan program-program setahun ke depan, dan nasehat-nasehat untuk bekal kehidupan di Pondok dan masyarakat. Seusai upacara diadakan parade barisan yang terdiri dari barisan Pengibar bendera, Bhinneka tunggal ika, barisan pramuka peserta Jambore dan Raimuna dari pondok-pondok cabang dan pondok alumni Gontor; kemudian diselingi dengan atraksi-atraksi: Marching Band Pondok, senam ketangkasan, Reog Ponorogo, Singa Depok, Jaranan, Gajah-gajahan, Ondel-ondel Betawi, pencak silat, ketangkasan menunggang kuda, ketangkasan naik sepeda; selanjutnya barisan sepeda dan becak hias, sepeda motor hias, dan mobil hias (semuanya milik Pondok dan keluarga Pondok). Seterusnya barisan konsulat-konsulat seluruh Indonesia dan luar negeri. Seluruhnya kemudian secara teratur dalam barisan masing-masing keliling desa sekitar Nglumpang dan Gandu) dan akhirnya kembali ke Pondok untuk sejam selanjutnya mengikuti acara ceramah-ceramah Khutbatul `Arsy. Penyelenggaraan dan penyiapan seluruhnya ini ditangani oleh santri sendiri.
e) Kuliah Umum Khutbatul `Arsy
f) Demonstrasi bahasa (daerah dan internasional)
g) Pentas rebana dan teater
h) Pentas aneka seni dan budaya “Aneka Ria Nusantara” yang menampilkan aneka budaya daerah ditampilkan oleh santri yang berasal daerah tersebut.
i) Pentas musik santri
j) Drama Arena (pentas seni oleh siswa kelas V, acaranya mirip dengan Panggung Gembira)
k) Panggung Gembira (pentas seni siswa kelas VI, antara lain: pentas wayang orang, lenong, komedi, pantomim, drama, musik pop dan dangdut, teaterikal puisi, rebana dan nasyid, choir, beladiri, dll.

Subscribe to receive free email updates: