Khutbah Jum'at Ramadhan: Anjuran Penting Menggapai Malam lailatul Qadar Pada Sepuluh hari Terakhir Bulan Ramadhan

Khutbah Jum'at Ramadhan: Anjuran Penting Mengapai Malam laillatul Qadar Pada Sepuluh hari Terakhir Bulan Ramadhan. Di akhir bulan Ramdhan pantaskanlah kta untuk bersungguh-sungguh dalam mencapai pahala yang sempurna ketika akhir bulan Ramadhan. Inilah khotbahnya...

Malam lailatul Qadar
Malam lailatul Qadar 


Jamaah Jumat rahimakumullah
Bertakwalah kepada Allah, dan ambillah pelajaran dari cepatnya pergantian siang dan alam. Ketahuilah juga bahwa pergantian itu senantiasa menghitung jatah umurmu, dan ia juga sebagai tabungan amalmu. Oleh karena itu, tabunglah amalan terbaik yang akan membuatmu bahagia saat penghisaban kelak, hari ketika dikatakan kepada orang-orang berbuat kebaikan.

Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu” (Al-haqqah: 24)

Jangan kalian menabung amalan yang kelak membuatmu sedih dan menderita pada hari ketika orang yang menyia-nyiakan amalan dan berleha-leha berkata:

Alangkah baknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal Shaleh  untuk hidupku ini” ( Al-Fajr: 24)

Ketahuilah, bahwa saat ini kalian sedang berada di  hari-hari terbaik dar bulan Raadhan. Dua puluh hari pertama telah kalian lewati, dan sekarang kalian berada di sepuluh terakhir.

Barang siapa yang telah berbuat kebaikan dipermukaan bulan, hendaknya ia meneruskan kebaikan tersebut, dan melipatgandakan kesungguhannya di sepuluh terakhir yang penuh berkah, agar kebaikannya terus bertambah dan memperoleh keutamaan sepuluh hari terakhir yang memiliki keistimewaan dibanding hari-hari sebelumnya, hal itu berkaitan dengan malam lailatul qadar.
Sedangkan siapa saja yang berleha-leha pada hari-hari yang telah lewat, maka hendaklah ia memperbaiki amalannya di sisa-sisa hari yang ada. Hendaklah pula ia bertobat kepada Allah dari kelalalian dan leha-lehanya, agar Allah mengampuni kesalahan yang telah lalu dan memberikannya taufik pada sisa-sisa hari tersebut, karena amalan itu tergantung penutupnya.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah...
Sungguh bulan ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Sekalipun sebenarnya kehidupan seorang uslim seluruhnya adalah kesempatan besar dan lumbung harta tak ternialai harganya. Namun demkian, Ramadhan tetap merupakan bulan yang Allah berikan keistimewaan dengan banyak keutamaan. Padana Allah mensyariatkan amalan yang tak ada pada bulan-bulan lainnya. Siangnya Allah wajibkan puasa, dan menjadikan sebagai salah satu rukun iman. Allah telah engkhususkan ibadah puasa untuk diri-Nya diantara sekian banyak ibadah-ibadah lainnya.  Allah telah berfirman dalam hadist qudsi

الًصوم لي وانا اجزى به

Puasa itu milik-Ku, dan Akulah yang langsung memberi ganjarannya.” (HR. Bukhari)

Allah SAW mengkhususkan puasa dengan dua keistiewaan besar
Pertama: Allah menyandarkan puasa untuk diri-Nya Ketika dia berfirman”Puasa itu milik-Ku.” Penyandaran ini menunjukkan atas pemuliaan (Allah ) Terhadap ibadah puasa.
Kedua: Allah lah yang akan secara langsung memberikan pahala orang yang melaksanakan puasa. Hal ini menunjukkan betapa agung dan besarnya pahala puasa, yang tak diketahui seberapa agung dan besarnya kecuali Allah sendiri.

Pada bulan Ramadhan ini juga, Allah mensyr’atkan ibadah shalat tarawih secara berjama’ah di masjid. Rasulullah telah bersabda

انّ منْ قام مع الامامِ حتّى يَنْصَرِفُ كُتِبَ لَهُ قيامُ ليلةٍ

Barangsiapa yang shalat bersama imam hingga selesai, dituliskan baginya pahala orang yang mendirikan sholat malam.” (HR at Tirmidzi)

من قام رمضان ايماناً واتساباً غُفِرَ لهُ ما تقدّم من ذنبهِ
Barang siapa melaksanakan shalat malam di Bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (mutaffaq ‘alaih)

Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa seluruh waktu pada bulan Ramadhan dipenuhi dengan kesibukan beribadah, siangnya puasa dan malamnya shalat malam (shalat Tarawih). Itu semua agar berkumpul pada seorang mukmin dua jihad: jihad melawan dirinya sendiri pada siang hari dengan puasa, dan jihad melawan dirinya sendiri pada malam hari dengan melaksanakan shalat malam. Jihad seperti ini butuh kesabaran. Karena itulah bulan Ramadhan ini dinamakan juga dengan bulan kesabaran. Allah berfirman:

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10)

Orang yang sanggup mengumpulkan dua macam jihad ini,  dan bersabar pada keduanya, maka pahalanya disempurnakan tanpa batas.

Adapun orang yang meninggalkan sholat tarawih karena malas, maka ia telah menyiakan malam Ramadhan yang istimewa, dan tidak mampu bersabar pada salah satu dari kedua jihad tersebut. Dia juga telah mengharamkan dirinya dari mendapatkan pahala yang besar ini.

Orang-orang yang kita tidak melihat mereka melaksanakan shalat tarawih sepanjang bulan Ramadhan atau pada kebanyakan alamnya, kalaupun mereka shalat pada sebagian malamnya, mereka tidak mengerjakannya dengan sempurna, dan tidak melanjutkannya pada malam-malam berikutnya, hendklah memperlihatkan hal tersebut, hingga mereka dapat mengerjakan shalat malam dengan sempurna.

Allah SAW juga mensyari’atkan agar memperbanyak tlawah Al-Qur’an pada bulan yang penuh berkah ini. Allah Berfirman

Bulan Ramadhan, bulan yang padanya diturunkan Al-Qur’an (Al-Baqarah: 185)

Mengkhususkan turunnya al-Qur’an pada bulan ini, berarti mengistimewakan dengan keutamaan tilawah padanya. Oleh karena inilah, Nabi uhammad SAW. Mengkhususkan bulan ini untuk menambah tilawah al-Qur’annya.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Jibril selalu menemui Nabi SAW setiap mala pada bulan Ramadhan lalu menyimak bacaan al-Qur’annya. Jibril adalah malakat yang palng mulia, dan Nabi uhammad adalah Rasul yang paling Mulia. Keduanya saling mentadaruss kitab yang paling mulia al-Qur’an) di Bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang paling mulia.

Ini menunjukkan tentang keutamaan tilawah al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan dengan tilawah di bulan-bulan lainnya. Sekalipun tilawah al-Qur’an tu dianjurkan pada setiap waktu dan ada pahala besar yang menunggu. Hanya saja pahala tersebut menjadi berlipat ganda pada bulan Ramadhan ini.

Tadarus yang dilakukan oleh Jibril bersama Nabi SAW. Juga menunjukkan akan dianjurkannya seseorang untuk memperdengarkan hafalan Al-Qur’annya kepada yang lebih hafal,agar dapat mengambil manfaat dari bacaannya dan kekuatan hafalannya.

Tilawah Al-Qur’an pada Bulan Ramadhan encakup tilawah saat shalat tarawih shalat tahajud dan tilawah diluar shalat. Para sahabt terbiasa memanjangkan bacaan al-Qur’annyasaat shalat tahajud. Seorang qari’ imam diantara mereka ada yang membaca sampai 200 ayat dalam satu rakaat, sampai-sampai ada dinatara mereka (makmum) yang berdir sambil memegang tongkat, saking panjangnya (bacaan). Kai menyebutkan hal ini untukmemberikan motivasi kepada orang-orang yang tidak mau dan merasa jangkal untuk menyempurnakan shalatnya.

Seorang imam memang harus memperhatikan kondisi para makmum. Namun bukan berarti ia boleh mematuk-matuk dalam shalatnya dan membaca al-Qur’an  dengan cepat hingga tidak memahami bacaanya. Maksud sebenarnya adalah bersikap pertengahannya; yang mengumpulkan anatara sikap menyempurnakan shalat sebatas tidak memberati makmum, dan sikap menyempurnakan bacaan hingga makmum dapat mengambil manfaat darinya ( memahaminya dan membekas di hati.
Selain itu, shalat mesti dilakukan secara konsisten dari awal Ramadhan sampai akhir. Karena sebagian imam asjid tergesa-gesa dalam mebaca al-Qur’an dan memperlama shalat sampai mengkhatamkan Al-Qur’an. Ketika sudah mengkhatamkan Al-Qur’an, mereka meremehkan shalat pada sisa malam bulan Ramadhan yang merupakan malam terbaik.

Sebagian melakukan perjalan umrah pada malam-malam terbaik itu dan meninggalkan masjidnya, walaupun sebenarnya diamnya dia di masjid dan konsisten menjalankan shalat di sepanjang malam bulan Ramadhan lebih baik baginya daripada melaksanakan umrah.

Tujuan dari shalat terawh dan tahajjud pada bulan amadhan bukanlah untuk mengkhatamkan al-Qur’an dan embaca do’a khatam al-Qur’an. Tujuannya adalah untuk mengisi seluruh malam-malam bulan Ramadhan dengan melakukan shalat malam.

Adapun khatam Al-Qur’an ia adalah bonus bukan tujuan utama. Sekalipun tidak bisa mengkhatamkan Al-Qur’an. Namun, jika konsisten dalam menjalankan shalat malam di sepanjang bulan Ramadhan, disertai dengan niat yang ikhlas, maka insya Allah pahalanya sempurna. Sebaliknya, sekalipun khatam al-Qur’an, namun jika shalat dan bacaan al-Qur’annya tidak beres, atau meninggalkannya pada sebagian malam, maka pahalanya tidak sempurna sesuai dengan amalannya yang tidak sempurna.

Hal lain yang Allah syari’atkan pada bulan Ramadhan penuh berkah ini adalah menambah kesungguhan pada sepuluh hari terakhirnya.

Karena malam-malam tersebut adalah malam pembebasan dari api neraka bagi orang yang sebenarnya patut masuk neraka, tentunya jika a telah bertobat dari dosa-dosanya dan bersungguh-sungguh pada malam tersebut dengan niat ikhlas.

Juga dikerankan pada malam-malam tersebut nabi Muhammad SAW terus menambah kesungguhannya. Beliau menghidupkan malamnya dengan Tahajjud dan shalat Tarawih. Pada malam-malam itu beliau juga melakukan itikaf agar lebih fokus dalam beribadah . Oleh karena itu, bersungguh-sungguh pada malam-malam tersebut  termasuk meneladani Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan firman Allah SAW


“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Selan itu juga dikarenakan pada malam-malam tersebut diharapkan mendapatkan lailatul qadar, yang mana Allah telah berfirman mengenai  hal tersebut dalam Suroh Al-Qadar:3

Malam kemuliaan هtu lebih baik dari seribu malam (Al-Qadar:3)

Maksudnya adalah beramal pada malam-malam tersebut, lebih baik dari beramal selama 1000 bulan yang tidak ada malam lailatul qadar-Nya . Rasulullah SAW bersabda:

من قام ليلة القدرِ ايماناً واتساباً غُفِرَ لهُ ما تقدّم من ذنبهِ 

“Barang siapa yang melakukan shalat malam (bertepatan) dengan lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Shalat malam (yang bertepatan dengan) lailatul qadar pasti akan diperoleh dengan cara selalu mendirikan shalat malam  pada seluruh malam bulan Ramadhan, terutama sepuluh malam terakhir, karena merupakan malam-malam yang besar  kemungkinan dapat menyongsong lailatul qadar dan bertepatan dengannya.

Malam Lailatul Qadar tidak dapat dipastikan pada malam-malam tertentu. Karena Allah sengaja merahasiakannya. Agar para hamba-Nya lebih memperbanyak ibadah dan mendirikan shalat malam pada seluruh malamnya dalam rangka menyongsong lailatul qadar. Sehingga mereka semakin banyak beramal dan mendapatkan banyak pahala. Juga agar terseleksi mana yang bermalas-malasan dan mana yang bersungguh-sungguh.

Kaum muslimin rahimakumullah.........
Oleh karena itu, bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir ini, yang merupakan penutup sekaligus pembebas dari siksa nereka, sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadist.

إنّه شهرٌ أوّله رحمةٌ وأوسطهُ مغفرةٌ وآخرهُ عتقٌ من النّارِ

“Sesungguhnya ia adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya, ampunan, dan akhrnya adalah pembebasan dari api neraka.

Seorang muslim yang Allah memberinya taufik untuk beramal pada bulan ini dan telah berhasil melewati waktu-waktu penuh rahmat, ampunan, dan pembebasan dar api neraka, juga telah melaksanakan shalat malam pada lailatul qadar dengan penuh keianan dan mengharap pahala, maka sangatlah layak ia memperoleh seluruh kebaikan bulan ini, hingga mendapatkan drajad yang tinggi, disebabkan amalan yang telah ia kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.

Nabi Muhmmad SAW mengkhususkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan beberapa amalan seperti menghidupkan malam-malamnya dengan shalat tahajjud dan tarawih, serta membangunkan keluarganya untuk melaksanakan shalat, dan juga orang tua maupun anak kecil yang mash mampu melaksanakan shalat.

Hari ini, Hal semacam ini banyak disepelekan oleh banyak orang. Mereka membiarkan keluarga dan anak-anak mereka begadang melakukan permainan dan sendau guarau, kejar-kejaran di jalanan, atau membiarkan mereka menonton film,sinetron, mendengarkan lagu-lagu dan alat-alat musik sepanjang bulan Ramadhan. Sehingga mereka tidak biasa mengambil manfaat apapun selain dosa. Apabila pagi hari tiba, mereka tidur hingga meninggalkan shalat.

Semua ini terjadi karena mereka dididik untuk tidak terbiasa memuliakan Ramadhan. Dan sekaligus ini juga merupakan hasil dari didikan orang tua mereka. Inilah seburuk-buruk pendidikan dan kepemimpinan. Kelak pada hari kiamat Allah akan mempertanakan tentang kepemimpinan dan tanggung jawab yang telah mereka sepelekan. Rasullullah telah bersabda:


كلّكم راعٍ وكلّكم مسؤُلٌ عن رعيّتهِ
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalin bertanggung jawab atas apa yang kalian pimpin.”

Amalan lain yang secara khusus dikerjakan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan adalah I’tikaf, yaitu menetap di masjid untuk beribadah dan tiada keluar karena kebutuhan mendesak, kemudian kembali lagi ke masji Rasuululah SAW selalu melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir ini, untuk memutus semua kesibukannya, memusatkan kosenteraasinya serta menyendiri untuk bermunajat kepada Allah, berzikir dan berdo’a kepada-Nya.

Khotbah Kedua

Saudara-saudarku kaum muslimin rahimakumullah
Bertakwalah kalan semua kepada Allah SWT.
Para Salafush shalih senantiasa bersungguh-sungguh dalam menyempurnakan amal mereka dan sesudah itu mereka berharap-harap cemas akan dikabulkannya amal dan merasa khawatir jika amal mereka tertolak. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (al-Mukminun: 60)

Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".(Al-Maidah:27)

Hari ini, keadaan manusia berkebalikan dengan hal tersebut. Sebagian orang ada yang tidak menyempurnkan amalnya. Pada awal bulan Ramdhan ereka giat, namun lemah semangat pada akhir bulan, hingga boleh jadi mereka bermalas-malasan dalam mengerjakan shalat berjama’ah. Mereka tidak bisa mengabil manfaat dari bulan Ramadhan, dan kondisi mereka sama sekali tidak berubah dari kemaksiatan dan keburukan yang kerap dilakoni. Orang yang tidak mendapat ampunan pada bulan Ramadhan, adalah orang yang sangat merugi.

Rasulullah SAW pernah naik ke mimbar kemudian berkata, “Amin, Amin, Amin,” Beliau pun ditanya (oleh para sahabat, “ Wahai Rasulullah, engkau naik ke atas mimbar, kemudian berkata, “Amin, Amin, Amin?” Beliau menjawab:
“Jibril telah mendatangikut, kemudian ia berkata, “Sipa yang bertemu bulan Ramadhan, namun tidak diampuni dosanya lalu masuk neraka, maka Allah menjauhkan (rahmatnya), katakanlah (untuk orang seperti itu), Amin, Maka akupun mengatakan, ‘Amin.
Sebagian orang yang begadang malam untuk bersenda gurau, dan pada pagi harinya ia tidur hingga tertinggal shlat berjama’ah tepat pada waktunya sementara mereka merasa aman dari hukuman Allah.

Jama’ah Jum’at Arsyadanillah wa iyyakum jami’an......
Perbanyaklah tobat dan istighfar pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan ini, agar kalian mengakhiri bulan Ramadhan dengannya dan dengannya pula kalian dapat memperbaiki kelalaian kalian. Karena sitigfar adalah penutup seluruh amal salih. Shalat, Haji, bulan ramadhan, shalat malam, dan majelis ilmu, semuanya ditutup dengan istigfar. Allah telah menyuruh kta agar beristigfar dengan ampunan, jika dilakukan dengan sungguh-sunggh, bukan sekedar istigfar lisan.
Kaum Muslimin rahimakumullah

Bertakwalah kepada Allah, dan jangan merasa aman dari azab Allah. Namun, jangan berputus asa dari rahmat-Nya. Berpegang teguhlah kepada kitab Rabbmu dan sunnah Nabiu, karena sebaik-baik perkataan adalah ktabullah dan sebenar-benar petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw.


Subscribe to receive free email updates: